Just Talk and Relax

Read More

Literature Review

Di postingan kali ini, aku bakal bahas soal literatuter review. Nah, aku mau cerita dulu kenapa aku tertarik buat nulis tema ini. Jadi...
Read More

Kepribadian (Part 1)

Hai, semuanya.. kali ini aku mau bahas tentang kepribadian atau personality. Disini aku akan bahas seputar kepribadian secara umum...
Read More

Serba-Serbi Kehidupan Pasca

Aku masih mau cerita seputar kampus nih. Kali ini, aku mau cerita tentang kehidupan aku selama di kampus pasca sarjana...
Read More

Komunikasi : Man Vs Woman (Part 1)

Aku bakal ngobrol sama salah satu temen pasca aku di kampus namanya Hendra Purnama. Kami bakal ngobrolin seputar komunikasi...
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

28 Oktober 2020

Kepribadian Antisosial (Part 2)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hai.. semuanya, kali ini aku masih mau ngelanjutin bahas tentang kepribadian antisosial. Aku mau bahas apa lagi tentang kepribadian ini, di baca yaa postingan aku..

Terbentuknya orang ansos

Secara biologis, orang yang memiliki kepribadian antisosial ini.. terlahir dengan beberapa unsur-unsur biologis yang mempengaruhi gimana karakter dan perilaku yang mereka tampilkan. Orang ansos, memiliki temperament bawaan yang bikin mereka keliatan tangguh, agresif, impulsif dan tidak punya rasa takut. Dengan temperament ini.. yang bikin mereka mengembangkan perilaku nakal, tidak dapat diatur dan tidak tertekan terhadap aturan. Selain itu, ada juga faktor genetik yang memperngaruhi orang punya kepribadian antisosial. Jadi, kalo seseorang punya ayah atau ibu dengan kepribadian antisosial… itu kemungkinan bakal nurun juga ke anak, sangat memungkinkan anaknya juga punya kepribadian ansos sama seperti orang tuanya.

Di dalam otak orang ansos, juga terdapat bagian septum, hipokampus dan korteks prefrontal yang membuat mereka mengalami penurunan kemampuan untuk menghindar dari bahaya dan menunjukkan perilaku impulsif. Hal ini yang bikin orang ansos keliatan tanpa rasa takut walaupun yang mereka lakukan hal-hal yang berbahaya. Dalam hal pola asuh, biasanya orang tua yang tidak tegas.. akan membuat anak jadi selalu mengejar keinginannya saja tanpa tau apa yang dilakukannya merupakan hal yang berbahaya, hal yang salah atau benar.

Dari sudut pandang psikoanalisa, orang ansos memiliki struktur kepribadian yang didominasi oleh Id dan Super Ego yang tidak berkembang. Id yang dikembangan oleh orang ansos, lebih mengarah pada prinsip kesenangan. Dengan struktur kepribadian yang mereka miliki ini, orang ansos jadinya punya sedikit hati nurani, tidak mudah cemas dan sering mencari pembenaran supaya perilaku mereka keliatan bener atau masuk akal.

Secara interpersonal, orang ansos menunjukkan sikap yang menentang lingkungan, mudah tersinggung, kasar dan mudah menyerang orang yang punya niat untuk menggagalkan niat mereka. Semua hal ini mereka lakukan supaya orang-orang mikir 2x untuk mengendalikan mereka. Selain itu, mereka juga ingin agar orang lain hormat dan gak seenaknya sama mereka. Karakteristik yang dimunculkan orang ansos tentang lingkungan yaitu “moralitas merupakan ilusi, kabaikan merupakan suatu bentuk kelemahan, kepercayaan merupakan sesuatu yang naif”. Kebayang dong, kenapa orang ansos jadi bertindak tanpa memikirkan aturan atau moral di masyarakat. Orang-orang yang memiliki kepribadian antisosial, sering berpikir kalo orang lain mau menyakiti atau mengeksploitasi dia. Hal ini yang bikin orang ansos gak nyesel ketika mereka menyakiti atau mengeksploitasi orang lain.

Orang dengan kepribadian antisosial, biasanya.. mendapatkan pola asuh yang diabaikan, tidak dipedulikan, mengalami hal-hal yang berhubungan dengan permusuhan seperti mengalami KDRT dan pernah mendapatkan pelecehan fisik. Dengan pola asuh yang mereka dapatkan, anak akhirnya berpikir kalo dunia ini merupakan tempat yang dingin dan tidak kenal ampun. Sehingga, hal ini mempengaruhi bagaimana mereka bertindak dalam kehidupannya. Selain itu, pola asuh yang diterapkan juga tidak menunjukkan adanya kelembutan sehingga anak tidak mendapatkan model kelembutan di hidup dia.

Selain itu, pola asuh yang mungkin terjadi pada orang ansos yaitu tidak ada kontrol yang diberikan orang tua sehingga anak tidak pernah belajar untuk mengendalikan agresi mereka secara tepat. Orang juga kemungkinan tidak konsisten dan seenaknya memperlakukan anak mereka sehingga anak menumbuhkan rasa benci dan sangat ingin bebas. Pola asuh yang lebih didominasi oleh kekerasan ini, yang bikin anak belajar kalo mengintimidasi orang lain dan melakukan kekerasan bisa dipake untuk maksa orang lain supaya mereka bisa nurut sama orang ansos.

Dari sudut pandang kognitif, orang ansos punya keyakinan kalo mereka itu orang yang kuat dan mandiri. Mereka juga memandang dunia sebagai tempat yang kejam dan penuh permusuhan, sehingga penilaian mereka terhadap lingkungan menjadi seperti “aku harus jaga diriku sendiri” dan “jika aku gak nyerang maka aku jadi korban”. Dengan pemikiran ini yang bikin orang ansos jadi berperilaku secara impulsif, sangat mementingkan diri sendiri dan kurang dapat memikirkan resiko yang akan mereka hadapi.

Berdasarkan sudut pandang teori evolusi, orang yang memiliki kepribadian antisosial.. memfokuskan hidupnya untuk mencari kepuasan dan kesenangan mereka sendiri. Sehingga mereka selalu mengutamakan keinginannya dan ingin segera dipuaskan. Mereka secara aktif memuaskan keinginannya dengan cara memanipulasi lingkungan, bertindak secar agresif dan mengintimidasi orang lain. Mereka juga menunjukkan sikap yang mandiri karena gak percaya sama orang lain dan mereka juga mau ngelindungi kebebasan yang mereka punya.

Oke, teman-teman.. sekian dulu postingan aku kali ini. Semoga bermanfaat buat kalian semua.. sampai ketemu dipostingan selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

Read More

20 Oktober 2020

Kepribadian Antisosial (Part 1)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Haloo.. semuanya, masih seputar tipe-tipe kepribadian… kali ini aku mau bahas tentang salah satu tipe kepribadian yang mungkin udah gak asing lagi buat kalian denger. Tapi, apakah tipe kepribadian ini beneran sesuai dengan apa yang kalian maksud? Yuk.. baca postingan aku.

Buat sebagian orang mungkin udah gak asing lagi dengan kata “anti-sosial”. Kata ini, sering banget aku denger buat ngomongin orang-orang yang gak suka melakukan interkasi sosial. Misalnya, ada orang yang lebih suka dirumah aja dan jarang buat ngobrol atau kumpul bareng temennya.. terus orang ini dibilang sebagai orang yang “anti-sosial”. Nah.. dipostingan aku kali ini, bakal bahas tentang kepribadian antisosial ini. Apakah kepribadian antosisal ini sama seperti yang anda maksud? Mari.. membacaaaaa

Orang Ansos?

Orang dengan kepribadian antisosial atau yang biasa disebut dengan orang ansos merupakan seseorang yang memiliki karakteristik impulsif, sering bertindak keras dan sering melawan aturan. Mereka dapat terlihat sebagai orang yang sangat mandiri dan ingin bebas untuk melakukan sesuatu yang disukainya. Mereka juga bisa melakukan penyerangan kepada siapa saja yang ingin membatasi atau mengontrol dirinya. Jadi, bisa dibilang kalo orang ansos ini sering melakukan tindakan semau mereka dan sangat tidak ingin di kontrol oleh hal apapun. Mereka juga sering melakukan tindakan-tindakan yang melanggar atuuran, baik itu aturan di masyarakat maupun aturan hukum.

Di salah satu buku abnormal yang aku baca, seseorang di diagnosa mengalami gangguan kepribadian antisosial ini kalau sebelumnya (sebelum usia 15 tahun) dia sudah di diagnosa mengalami gangguan perilaku. Bisa dibilang, orang ansos ini sudah terlihat sejak dia masih kecil dan terus berkembangan sampai dia dewasa. Selain itu, biasanya mereka bukan orang yang bertanggung jawab atau bisa dibilang mereka sering lalai dalam tugas dan kewajiban mereka, baik itu dalam hal pekerjaan.. rumah tangga atau yang lainnya. Mereka juga sering melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Mereka sering bertindak secara agresif, impulsif dan mudah tersinggung. Ketika melakukan sesuatu, mereka sangat sulit merasakan penyesalan dari kesalahan yang mereka lakukan. Mereka juga bukan orang yang bisa bikin perencanaan untuk masa depan hidupnya.

Biasanya orang-orang dengan kepribadian ansos ini dapat bertahan dalam kehidupan yang keras. Mungkin, karena mereka merupakan orang yang bisa melawan jika ditindas, orang yang sangat mandiri dan merasa bebas untuk melakukan sesuatu. Di DSM 5 sendiri, orang di diagnosa mengalami gangguan kepribadian antisosial ini.. mereka sebelumnya (usia 15 tahun kebawah) mengalami gangguan perilaku dan sering melakukan tindakan yang melanggar hak-hak orang lain.

Normal to Abnormal

Sama seperti tipe-tipe kepribadian lainnya, di kepribadian antisosial ini juga memiliki tipe kepribadian versi normal dan versi gangguannya.

The Dessenting Personality

(Tipe Normal Kepribadian Antisosial)

Gangguan Kepribadian Antisosial

(DSM 5)

Melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri dan bersedia mengambil resikonya

Gagal menyesuaikan diri dengan norma sosial

Tidak peduli dengan pendapat orang lain

Melakukan tipu daya (manipulasi) untuk mendapatkan keuntungan atau kesenangan pribadi

Kadang-kadang ada di batas hukum (belum sampai melakukan tindakan melanggar hukum) agar tujuan mereka bisa tercapai

Impulsive dan tidak bisa membuat rencana masa depan

Memandang diri sebagai orang yang mandiri

Mudah tersinggung dan agresif yang ditunjukkan dengan sering berkelahi

Tidak suka rutinitas dan impulsif

Sering mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain

Memanjakan diri mereka dengan melakukan hal-hal yang disukai, akan tetapi mereka sadar apa yang dilakukan akan merusak diri mereka atau orang lain

Tidak bertanggung jawab dalam bekerja

Lebih suka memikirkan kesenangan daripada masa depan

Kurang memiliki rasa penyesalan yang ditunjukkan dengan bersikap acuh tak acuh setelah menyakiti atau menganiaya orang lain

Sangat ingin menjadi otoritas untuk melindungi perasaan independen mereka

 

Kalo kita perhatiin ansos versi normalnya, sebenernya orang yang memiliki tipe kepribadian antisosial ini… kalo mereka bisa menyalurkan dan menggunakan tenanga mereka secara tepat.. mereka bisa jadi orang yang sukses dan berhasil di kehidupan mereka. Ada beberapa karakteristik positif yang aku liat disini dan hal itu bisa jadi modal yang bagus buat dia menjalani kehidupannnya. Sebagai contoh, dia gak peduli dengan pendapat orang lain.. sering melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri dan bersedia untuk ambil resiko dari apa yang dia lakukan. Hal ini kalo diarahkan dengan baik, mereka bisa jadi orang yang kreatif dan membuat sesuatu yang beda dari yang lainnya. Dan ini.. kalo terus dikembangkan, bisa aja mereka malah bikin lapangan pekerjaan buat orang-orang.

Ansos-Psikopat-Sociopath

Setelah aku jelasin tentang kepribadian antisosial ini, mungkin beberapa orang ngira kalo karakteristik di kepribadian ini.. memiliki kemiripan dengan karakteristik orang psikopat. Apakah mereka hal yang sama atau beda ya? Sebenernya, istilah antisosial-psikopat-sociopath ini semuanya mengarah pada satu diagnosa yaitu ‘Orang yang termasuk dalam kepribadian antisosial’. Ketiga istilah ini sebenernya membahas hal yang sama, cuma ada beberapa hal aja yang sedikit membedakan mereka.

Aku bahas persamaannya dulu yaa.. jadi ketiga orang ini sama-sama memiliki karakteristik yang mementingkan diri sendiri, impulsif, agresif dan ingin semua kemauannya bisa tercapai. Cara mereka untuk mendapatkan sesuatu yang sesuai keinginnya, itu menurutku yang membedakan ketiga istilah ini. Kalo orang antisosial, mereka lebih bertindak secara impulsif dan agresif. Artinya, ketika mereka mau sesuatu.. mereka akan langsung berusaha untuk memenuhi hal itu tanpa berpikir panjang. Kalo orang sociopath, mereka biasanya melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada perilaku yang melanggar aturan. Tindakan yang mereka lakukan biasanya mengambil paksa punya orang lain atau melakukan tindakan yang melanggar hukum lainnya.

Kalo orang psikopat, mereka biasanya bertindak lebih terencana dengan melakukan berbagai manipulasi supaya keinginan mereka dapat terpenuhi tanpa membuat “korban” mereka sadar kalo dia sedang dimanfaatkan. Pada orang psikopat ini, mereka akan melakukan berbagai hal untuk memanipulasi tanpa adanya rasa penyesalan dan sedikit empati. Biasanya, orang-orang psikopat ini bisa menjadi “penipu kelas kakap”.

Oke, teman-teman.. sekian dulu postingan aku kali ini. aku masih akan bahas tentang kepribadian antisosial ini. Jadi, jangan lewatkan postingan selanjutnya yaa…

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

 

Read More

12 Oktober 2020

Kepribadian Borderline (Part 2)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Haiii semuanya.. ketemu lagi. Kali ini, aku masih bahas tentang kepribadian borderline. Kalo di postingan aku seeblumnya, bahas mengenai karakteristik dari kepribadian borderline.. bahas juga versi normal dan abnormalnya dari kepribadian borderline. Sekarang, aku mau bahas tentang gimana kepribadian borderline ini bisa terbentuk. Yuk, di kepoin sampai selesai.

Gimana Kepribadian Borderline Terbentuk?

Secara biologis, seseorang yang memiliki kepribadian borderline.. memiliki kesamaan temperament dengan seseorang yang mengalami manik-depresif. Mereka mengalami fluktuasi emosi secara cepat dan tidak stabil. Mereka juga bertindak secara impulsif dan sangat sensitif.

Menurut perspektif psikoanalisa, kepribadian borderline ini.. memiliki ego yang lemah dan akan semakin parah ketika dia ada di kondisi yang tertekan. Mereka akan sangat terganggu dalam melakukan integrasi pada situasi yang terjadi, kesulitan membentuk konsep di otak mereka dan sangat buruk dalam membuat perencanaan.

Ketika masih kecil, anak memiliki ketakutan yang sangat besar kalau ibu mereka akan pergi selamanya dan tidak pernah kembali. Hal ini yang menumbuhkan rasa cemas akan pemisahan diri secara terus-menerus sampai ia dewasa. Sehingga, anak ini akan tumbuh menjadi seseorang yang sangat bergantung dan tidak mentolerir dirinya ketika sendirian. Dan hal ini yang menjadi salah satu faktor seseorang tumbuh dengan kepribadian borderline.

Selain itu, kepribadian borderline ini.. kemungkinan pengasuh mereka sering mengancam akan menarik cinta dan kasih sayangnya kalau anak menunjukkan otonomi atau kenadirian mereka. Hal ini, memunculkan rasa takut yang mendalam tentang keterpisahan dan pengabaian. Sehingga, anak mengambil keputusan untuk bergantung kepada pengasuh agar ia bisa mendapatkan cinta dan menganggap kemandirian akan menghilangkan cinta orang lain kepada dirinya. Anak jadi tumbuh dengan perasaan ketidakstabilan antara ingin tegas dan takut diabaikan. Hal ini yang menyebabkan seseorang memiliki hubungan yang tidak stabil dan sering mengalami kekosongan.

Berdasarkan pespektif interpersonal, orang-orang yang memiliki kepribadian borderline.. mereka memiliki ketakutan yang luar biasa untuk ditinggal oleh orang lain. Mereka merasa tidak bisa hidup kalo gak ada orang lain sebagai tempat dia bergantung. Yang diinginkan oleh dengan kepribadian borderline ini, orang lain harus mencintai dan melindungi dia.. serta harus selalu ada dan tidak pernah pergi meninggalkan dia.

Karena mereka memiliki ketakutan yang luar biasa untuk ditinggal.. ini sering kali membuat orang dengan kepribadian borderline, secara tiba-tiba mengubah persepsi mereka tentang situasi dan cara berkomunikasinya. Mereka juga mengalami perubahan pada perilaku sehari-harinya. Hal ini yang menyebabkan mereka jadi mudah tersinggung dan sering salah dalam menafsirkan komunikasi yang mereka lakukan dengan orang lain.

Biasanya, orang-orang yang memiliki tipe kepribadian ini.. ketika kecil, pengasuh mereka menahan keinginan otonomi anak dan menganggap bahwa bergantung merupakan hal yang baik sehingga hal ini terus dibawa sampai ia dewasa dan ia akhirnya menerapkan hal ini juga pada setiap hubungan yang mereka jalani dengan orang lain. Selain itu, pengasuh juga secara tiba-tiba dan tanpa memberikan kejelasan.. membuat jarak dengan anak sehingga hal ini menunculkan rasa ketakutan yang mendalam kalau ia akan ditinggal oleh pengasuhnya. Anak akhirnya, melakukan berbagai cara agar ia tidak ditinggalkan oleh pengasuhnya.

Dalam sudut pandang kognitif, kepribadian borderline.. memiliki cara berpikir yang sering berpindah-pindah, dari positif.. bisa berubah jadi negatif. Hal ini disebabkan karena sejak kecil, mereka tidak mengalami proses pembelajaran yang sempurna. Ini nyambung sama beberapa perspektif yang udah aku jelasin diatas.. bisa jadi, dengan kondisi keluarga yang labil dan pengasuh yang tidak memberikan pembelajaran secara jelas juga sehingga.. anak jadinya bingung, apa yang harus dia lakukan dan bagaimana dia seharusnya bersikap. Dengan kondisi seperti ini, dimana mereka mengalami difusi identitas sehingga.. hal ini yang membuat mereka jadi rentan terhadap pikiran dan imajinasi yang mengganggu mereka.

Ketika mereka merasa bahwa hubungan terancam dan ia akan ditinggalkan.. hal ini membuat mereka tidak dapat berpikir dengan baik sehingga kemampuan mereka dalam mengevaluasi fakta, mengembangkan rencana adaptif menjadi melemah. Mereka juga menjadi kesulitan untuk mengontrol perilaku mereka sehingga sering bertindak secara impulsif. Hal ini yang bisa membuat mereka masuk ke dalam gangguan psikotik sementara ketika berada di situasi yang tertekan.

Berdasarkan perspektif teori evolusi dari Millon, kepribadian borderline ini mengalami ambivalensi pada semua polarisasi yang dijelaskan oleh Millon. Mereka sering bertindak secara tidak konsisten, kadang mencari kesenangan.. kadang mencoba untuk menghindari rasa sakit. Kadang bersikap pasif.. kadang jadi aktif. Dengan perubahan yang bisa terjadi secara mendadak. 

Biasanya, orang-orang dengan kepribadian borderline ini terbentuk dari lingkungan yang tidak konsisten juga.. dimana aturan yang dibuat oleh orang tua atau pengasuh mereka juga tidak jelas. Hal ini yang menyebabkan anak menjadi tidak dapat melebeli dirinya secara akurat, tidak dapat mengembangkan tujuan hidup yang realiastis dan kesulitan untuk memberikan respon yang sesuai dengan situasi.

Oke teman-teman, sekian dulu cerita aku tentang kepribadian borderline. Semoga bermanfaat ya.. Sampai ketemu di postingan aku selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

 

Read More

9 Oktober 2020

Kepribadian Borderline (Part 1)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Haii… Hai… semuanya, kali ini aku mau bahas tentang kepribadian borderline. Yang mau tau tentang kepribadian borderline, baca sampe selesai yaa postingan aku. Semoga bisa nambah informasi dan ilmu buat kalian yang baca.

Apa itu Kepribadian Borderline?

Ada beberapa karakteristik yang bisa kita liat dari kepribadian borderline ini. Di buku abnormal yang aku baca, kepribadian borderline punya beberapa karakteristik seperti tindakan mereka yang impulsif dan sering susah untuk di prediksi, sering kali terlibat dalam hubungan yang tidak stabil dengan orang lain, memiliki mood yang tidak stabil dan mudah tersinggung. Mereka biasanya akan sulit untuk hidup bersama orang lain, memiliki potensi untuk merusak diri sendiri dan mereka juga mengalami perasaan kosong yang kronis. Selain itu, mereka tidak memiliki self image atau gambaran diri yang jelas, takut jika sendirian, takut diabaikan dan menuntut perhatian.

Di DSM 5 juga menjelaskan beberapa kriteria seseorang di diagnosa memiliki gangguan kepribadian borderline. Secara garis besar, kepribadian borderline memiliki hubungan yang tidak stabil setiap dia menjalin hubungan dengan orang lain, tidak memiliki self image yang jelas dan memiliki afek yang tidak stabil yang ditunjukkan dengan seringnya menunjukkan perilaku impulsif. Biasanya seseorang baru keliatan, apakah dia mengalami gangguan kepribadian borderline atau tidak.. itu akan mulai terlihat ketika memasuki usia dewasa awal.

Di salah satu buku kepribadian yang juga bahas tentang kepribadian borderline ini.. juga menjelaskan beberapa karakteristik kepribadian borderline yaitu memiliki emosi yang tidak stabil dan mudah marah karena ia sering mengalami perubahan penilaian terhadap situasi dan seseorang secara mendadak. Mereka sering merasa sepi dan mengalami kekosongan yang parah ketika mereka sendirian. Mereka juga selalu berusaha untuk menghindari pengabaikan, bahkan.. mereka bisa melakukan percobaan bunuh diri supaya dia tidak di tinggalkan oleh orang lain. Selain itu, mereka tidak memiliki identitas diri yang jelas sehingga selalu bertindak sesuai suasana hatinya.

Di postingan aku sebelumnya tentang Kepribadian Part 1, aku bahas kalo kepribadian ini berada dalam satu garis lurus.. yang berada dalam rentang normal sampai ke gangguan. Nah, untuk kepribadian borderline.. dia berada di antara kedua rentang itu, yaitu dia ada di tengah-tengah.. antara rentang normal dan gangguan kepribadian. Karena posisinya yang berada di tengah-tengah, kepribadian borderline ini.. sangat rentang untuk mengalami psikotik (masuk ke rentang gangguan) dan bisa juga sangat rentang mengalami neurosis (masuk ke rentang normalnya). Jadi, bisa dibilang kalo kepribadian borderline ini.. bisa jatuh ke dalam gangguan psikologis dan bisa juga jatuh ke arah yang lebih normalnya.

Normal to Abnormality

Sekarang kita bahas versi normal dan versi gangguan dari kepribadian borderline ini. Walaupun kepribadian borderline, ada di tengah-tengah.. mereka tetep ada versi normal dan abnormalnya teman-teman.

The Mercurial Style

(Tipe Normal Kepribadian Borderline)

Gangguan Kepribadian Borderline

(DSM 5)

Berusaha agar tidak diabaikan

Berusaha keras agar tidak diabaikan orang lain (baik itu di dunia nyata ataupun di dunia khayal mereka)

Menunjukkan apa yang dirasakan secara spontan dan hanya sesekali bereaksi secara over dramatis

Memiliki pola hubungan interpersonal yang tidak stabil

Selalu berusaha agar bisa dekat dengan pasangan mereka

Memiliki identitas diri yang tidak stabil

Lebih realistis terhadap hubungan yang mereka jalani

Bertindak impulsif dan berpotensi merusak diri sendiri

Mengatasi ketidak jelasan identitas diri yang mereka miliki dengan mencari gaya hidup, nilai-nilai hidup dan peran yang ada di masyarakat

Melakukan percobaan bunuh diri berulang kali

Mengatasi kekosongan diri dengan mencari tempat-tempat untuk menghibur diri

Afek tidak stabil karena suasana hati yang kacau

Mereka cenderung emosional tetapi masih bisa berempati dengan perasaan orang lain

Mengalami perasaan kosong yang kronis

 

Gampang marah dan sulit mengendalikan amarahnya

 

Ketika sedang stress berat, bisa masuk ke dalam gangguan psikotik sementara dan disosiasi


Oke, teman-teman… sekian dulu postingan aku kali ini. ini bakal ada part 2 nya, pantengin terus yaa untuk update postingan selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

Read More

2 Oktober 2020

Kepribadian Schizoid

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hai semuanya.. aku masih bahas tentang tipe-tipe kepribadian nih. Kali ini aku mau bahas tentang kepribadian schizoid. Apa itu kepribadian schizoid? Yuk.. kepoin postingan aku sampe selesai.

Kepribadian schizoid

Menurut Hock dalam buku kepribadian yang aku baca, kepribadian schizoid ini disebut sebagai kepribadian tertutup dengan sifat-sifat yang ada pada diri mereka yaitu pendiam, tertutup dan pemalu. Mereka cenderung tidak aktif dalam menjalin hubungan interpersonal, bersikap acuh tak acuh dan terlihat tidak memiliki gairah hidup. Di buku abnormal, kepribadian schizoid ini memiliki karakteristik berupa tidak memiliki teman akrab, tidak menikmati setiap menjalin hubungan sosial dengan orang lain, suka menyendiri, emosi cenderung datar dan tumpul.

Dalam DSM 5, disebutkan bahwa orang yang mengalami gangguan kepribadian schizoid itu mulai terlihat ketika mereka memasuki usia dewasa. Mereka menunjukkan perilaku seperti menghindari hubungan sosial dan memiliki ekspresi emosi yang terbatas sehingga mereka biasanya akan terlihat datar tanpa ekspresi. Bisa diliat sebenernya orang yang punya kepribadian schizoid, cenderung lebih suka melakukan kegiatan yang sifatnya sendirian. Mereka juga tidak begitu suka atau menikmati ketika menjalin relasi sosial dengan orang lain. Ketika berada di lingkungan sosial atau lingkungan yang mengharuskan mereka berkomunikasi dengan orang lain.. biasanya mereka akan cenderung pasif, banyak diem, ngobrol seperlunya dan ekspresi emosi mereka juga cenderung datar.

Normal to Abnormal

Sama seperti beberapa bahasan aku sebelumnya, kalo di setiap kepribadian.. ada kategori normal dan gangguannya. Jadi, kalo kita ada dalam salah satu tipe-tipe kepribadian ini.. kita harus cek dulu, apakah kepribadian kita ini normal atau udah masuk ke gangguan. Jadi, jangan langsung di samaratakan ya. Selain itu, belum tentu juga karakter kepribadian yang kita miliki ini.. bakal sama persis dengan karakter kepribadian yang dimiliki orang lain. Kalian bisa baca postingan aku tentang Dinamika Kepribadian?. Disitu, aku bahas tentang gimana kepribadian kita yang sebenernya.

The Solitary Style

(Tipe Normal Kepribadian Schizoid)

Gangguan Kepribadian Schiozid

(DSM 5)

Memiliki kebutuhan yang terbatas untuk menjalin persahabatan dengan orang lain

Tidak menikmati hubungan dekat dengan orang lain, termasuk dalam keluarga

Paling nyaman ketika dia ngerasa sendiri

Selalu memilih aktivitas yang sendirian

Memiliki tempramen tenang, namun secara kognitif dapat menjadi seorang pengamat yang detail

Memiliki sedikit minat untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan

Dalam bekerja, mereka lebih efektif jika tidak masuk ke dalam tim

Tidak memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu

Memiliki kebutuhan yang sedikit untuk terlibat secara emosional dengan orang lain (menerima atau memberi kasih sayang)

Tidak memiliki teman dekat

Ketika diperlukan, mereka dapat menjalin hubungan interpersonal dengan efektif namun tidak dekat atau intim

Terlihat acuh tak acuh terhadap pujian atau kritik dari orang lain

Jarang menunjukkan ekspresi emosinya

Menunjukkan emosi yang dingin atau afek datar


Gimana kepribadian schizoid terbentuk?

Secara biologis, seseorang yang memiliki kepribadian schizoid ini mengalami defisiensi bawaan. Yang artinya, ada beberapa unsur biologis yang kadarnya sedikit banget kalo dibandingkan dengan orang normal lainnya dan ini bisa disebabkan karena faktor keturunan atau udah terbentuk sejak lahir. Defisiensi yang dialami ini, terjadi pada bagian emosinya.. hal ini yang menyebabkan mereka menjadi tidak responsif di berbagai reaksi emosi dan situasi. Mereka jadi kurang bisa memahami dan merasakan berbagai macam reaksi emosi sehingga ketika berkomunikasi dengan orang lain.. mereka bakal menunjukkan ekspresi yang datar, cenderung terlihat kaku dan dingin. Defisiensi emosi ini juga menyebabkan mereka memiliki motivasi yang rendah sehingga mereka sering keliatan kayak bersemangat, gak punya motivasi atau keinginan untuk melakukan sesuatu dan pasif atau lempeng aja ngejalanin hidup.

Defisiensi biologis yang terjadi pada mereka ini, gak hanya berpengaruh pada perilaku dan sikap mereka.. tapi juga berpengaruh pada respon orang lain terhadap mereka. Ketika bayi, mereka terlihat seperti bayi yang jarang sekali memberikan respon ketika berkomunikasi dengan pengasuh mereka. Bayi yang biasanya ketawa atau menunjukkan perilaku dan ekspresi lainnya saat bersama pengasuh.. pada bayi yang mengalami defisiensi ini, mereka keliatan datar aja, jarang ngasih respon yang ekspresif seperti bayi-bayi pada umumnya. Hal ini yang membuat pengasuh, lama ke lamaan menjadi menjauh dengan bayi karena mereka yang tidak responsif dan pengasuh juga akhirnya hanya berkomunikasi dengan bayi secara formal aja atau sesuai dengan keperluannya aja. Sehingga, hal ini bikin bayi akhirnya kehilangan model untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka jadi punya sedikir sekali informasi mengenai cara berperilaku dan berekspresi.

Bayi yang dari awal mengalami defisiensi biologis dan tidak memiliki kedekatan secara intim dengan pengasuh mereka. Hal ini yang bikin anak akhirnya mencoba menerka-nerka, gimana cara untuk berinterkasi dengan orang lain. Anak jadinya mempelajari setiap perilaku dan ekspresi emosi yang ditampilkan oleh orang lain sehingga ketika anak harus berinterkasi.. mereka akan melakukan hal-hal yang telah ia pelajari sebelumnya. Ini yang bikin mereka jadi memunculkan cara berkomunikasi yang formal dan tidak menunjukkan kedekatan. Mereka mungkin akan menunjukkan beberapa ekspresi emosi seperti ketawa.. namun ketawa yang mereka keluarkan lebih karena formalitas aja karena itu yang mereka pelajari. Mereka belajar caranya bukan menghayati atau merasakan si ekspresi emosi itu. 

Selain itu, orang-orang yang memiliki kepribadian schizoid ini.. biasanya pola komunikasi di keluarga mereka juga kurang lebih sama. Di keluarganya jarang menunjukkan kedekatan satu sama lain, komunikasinya cenderung formal dan dingin sehingga ini jadi contoh juga buat anak tentang gimana berinterkasi dengan orang lain.

Oke, teman-teman.. sekian dulu postingan aku kali ini tentang kepribadian schizoid. Semoga bermanfaat yaa. Sampai ketemu di postingan selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

Read More

24 September 2020

Kepribadian Schizotypal

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hallo semuanya… kali ini aku mau bahas soal kepribadian schizotypal. Mungkin buat sebagian orang masih asing dengan kata schizotypal ini tapi kata “schizophrenia” mungkin udah gak asing lagi buat di dengaer. Tapi, apakah kedua hal ini sama tau beda? Yuk, baca postingan aku buat cari tau jawabannya.

Schizotypal

Di salah satu buku abnormal, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini punya beberapa karakteristik yaitu sulit menjalin hubungan interpersonal, sering mengalami kecemasan sosial, memiliki kepercayaan yang aneh dan biasanya berhubungan dengan hal-hal magis. Biasanya mereka ngomong suka pake kata yang gak umum atau yang gak biasa dipake sama kebanyakan orang. Dalam berpenampilan, mereka biasanya akan berpenampilan eksentrik atau nyentrik. Selain itu, mereka juga memiliki keyakinan kalo sesuatu itu memiliki makna khusus yang belum benar adanya (ideas of reference). Terkadang, mereka juga memiliki perasaan curiga atau ada kecenderungan paranoid. Di DSM 5 juga ngejelasin tentang karakteristik kepribadian schizotypal yang serupa. Orang dengan kepribadian ini, mengalami defisit sosial dan interpersonal yang biasanya ditunjukkan dengan mereka yang ngerasa gak nyaman saat berada di lingkungan sosial dan mengalami penurunan kapasitas untuk berhubungan dekat dengan orang lain. Mereka juga mengalami distorsi atau gangguan kognitif dan persepsi.

Di buku kepribadian yang bahas tentang kepribadian ini juga bahas beberapa karakteristik yang serupa yaitu mereka cenderung berpenampilan yang eksentrik dan aneh. Mereka sering merasa cemas ketika berada di sekitar orang lain dan lebih memilih untuk mengisolasi diri. Biasanya mereka terjebak dalam dunia fantasi mereka sendiri, sulit untuk mengekspresikan isi pikiran dan perasaan mereka secara koheren. Dengan kata lain, biasanya omongan dan ekspresi yang mereka tampilkan itu gak sesuai sama konteks yang ada. Dalam berkomunikasi, mereka mengalami kesulitan untuk fokus pada topik pembicaraan sehingga mereka sering berpindah-pindah topik. Mereka juga memiliki keyakinan dan ide-ide tertentu yang tidak dilazim ada pada orang lainnya.

Kalo diliat, beberapa karakteristik pada kepribadian schizotypal ini memiliki kemiripan dengan gejala-gejala yang ada di schizophrenia. Sepemahamanku, kepribadian schizotypal ini memang berhubungan dengan kondisi kejiwaan yang sering disebut dengan schizophrenia. Bisa dibilang, kepribadian schizotypal ini merupakan bibit awal untuk munculnya gangguan schizophrenia karena di kepribadian ini sudah memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan schizophrenia seperti terdapat gejala-gejala positif dan negatif dari schizophrenia di kepribadian tersebut. Gejala positif yang ada di kepribadian ini yaitu muncul delusi, halusinasi dan memiliki ide-ide yang tidak lazim. Sedangkan gejala negatifnya, mereka mengalami penurunan dalam motivasi dan berinteraksi sosial. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki kepribadian schizotypal bisa kena schizophrenia. Bisa dikatakan kalo orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini, rentan untuk mengalami schizophrenia dan tingkat kerentanannya ini lebih besar dibandingkan orang dengan tipe kepribadian lainnya.

Normal to Abnormal

Sama seperti di postingan aku sebelumnya yang bahas tentang Kepribadian Paranoid, di kepribadian ini juga ada tipe normal dan gangguannya. Oke, aku jelasin sekarang yaa…

The Idiosyncratic Style

(Tipe Normal Kepribadian Schizotypal)

Gangguan Kepribadian Schizotypal

(DSM 5)

Sangat terbuka pada hal-hal baru yang tetap sesuai dengan realitas

Biasanya muncul pada usia dewasa awal (sekitar 18 tahun)

Memiliki ide-ide tahayul tetapi hal ini dapat ia kesampingkan sehingga masih dapat berperilaku yang sesuai dengan realitas

Muncul ideas of references

Memiliki kepercayaan tertentu yang tidak lazim tetapi orang lain tidak harus membenarkan hal tersebut

Memiliki keyakinan yang aneh (biasanya berhubungan dengan hal-hal magis) yang tidak sesuai dengan norma sosial dan keyakinannya ini mempengaruhi bagaimana ia berperilaku

Ide-ide yang dimunculkan sering mengarah pada ide-ide kreatif

Cara berpikir dan bicara yang aneh

Bertindak dengan tetap memikirkan norma sosial

Sedikit memiliki teman dekat atau orang yang di percaya

 

Berpenampilan aneh atau eksentrik

 

Memiliki kecenderungan paranoid

 

Mengalami kecemasan sosial


Gimana kepribadian ini bisa terbentuk?

Secara biologis, orang dengan kepribadian schizotypal memiliki beberapa unsur-unsur biologis yang serupa dengan schizophrenia. Hal ini yang membuat kepribadian schizotypal memiliki kecederungan yang lebih besar untuk mengalami schizophrenia. Mereka memiliki rongga otak yang lebih besar daripada orang normal lainnya sehingga memunculkan beberapa gejala yang sama seperti schizophrenia. Selain itu, mereka juga memiliki jumlah dopamin yang tinggi seperti pada orang yang mengalami schizophrenia memunculkan gejala-gejala positif yaitu muncul ideas of references, gangguan kognitif dan persepsi yang menyimpang serta munculnya gejala paranoid.

Secara biologis juga, mereka mengalami defisiensi (penurunan) pada kemampuan merasakan emosi menyenangkan tetapi mereka tidak mengalami penurunan pada fungsi emosi negatifnya sehingga, ini yang menyebabkan orang dengan kepribadian schizotypal mengalami penurunan motivasi untuk beraktivitas, menurunnya kapasitas untuk menjalin hubungan antarpribadi yang memuaskan dan merununnya kemampuan untuk merasa aman.

Dari sudut pandang interpersonal, orang dengan kepribadian schizotypal ini merasa terasing dengan diri mereka sendiri dan orang lain yang menyebabkan mereka sering mengisolasi diri. Mereka mengalami kesulitan untuk memahami perilaku orang lain sehingga sering gak sadar kalo perilaku dan cara berkomunikasi mereka gak sesuai dengan realitas. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan untuk memahami norma sosial yang membuat mereka sering salah dalam memberikan respon dan menilai situasi. Hal ini sering bikin orang lain ngerasa canggung ketika berkomunikasi dengan mereka dan gak jarang ada beberapa orang yang akhirnya menghina mereka.

Orang lain biasanya akan menilai mereka sebagai seseorang yang aneh dan akhinrya dijauhi orang. Karena kejadian ini, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ngerasa kalo mereka mendapat penolakan dari orang lain sehingga hal ini yang bikin mereka mengalami kecemasan sosial. Penyimpangan kognitif yang dialami orang dengan kepribadian schizotypal ini membuat mereka mengalami kesulitan untuk melakukan introspeksi diri dan gak begitu kenal sama diri mereka sendiri. Orang yang memiliki kepribadian schizotypal, biasanya dibesarkan dengan pola asuh yang mengendalikan anak dengan cara yang aneh seperti orang tua ngasih tau ke anaknya kalo mereka selalu tau semua hal yang dilakukan anaknya dengan ilmu khusus.

Dari sudut pandang psikoanalisa, orang yang mengalami schizophrenia punya kesamaan dengan kepribadian schizotypal. Mereka bereaksi terhadap dunia dengan mundur ke tahap perekembangan sebelumnya dimana di perkembengan itu ego belum terbentuk dengan baik. Hal ini yang bikin ego jadi gak bisa menjembatani Id, Super Ego dan realitas dengan baik. Selain itu, mereka juga kurang memiliki kapasitas saraf untuk menjembatani hal tersebut yang akhirnya bikin diri mereka, dunia nyata dan orang lain jadi gak nyambung. Sehingga, reaksi yang dimunculkan oleh orang dengan kepribadian schizotypal sering tidak tepat dengan situasi.

Dalam sudut pandang kognitif, didalam orang dengan kepribadian schizotypal ini ada jaringan saraf yang tidak berfungsi sehingga bahasa dan komunikasi mereka jadi gak teratur dan sulit fokus yang bikin mereka sering ganti-ganti topik pembicaraan. Selain itu, keyakinan aneh yang mereka miliki dibuat berdasarkan cara mereka ngasih makna disetiap peristiwa yang dialami. Berdasarkan sudut pandang teori evolusi, kepribadian schizotypal itu merupakan gabungan dari kepribadian avoidant dan schizoid. Dia ngerasa cemas saat berada di lingkungan sosial kayak kepribadian avoidant dan suka menyendiri kayak kepribadian schizoid. Schizotypal biasanya menghilanglan rasa gak nyaman mereka saat di lingkungan sosial dengan cara lari ke dunia fantasi yang mereka bikin sendiri (sama kayak kepribadian avoidant). Di dunia fantasi ini, mereka biasanya bisa menghilangkan semua perasaan yang gak nyaman.

Okee, temen-temen segini dulu postingan aku kali ini.. semoga bermanfaat yaa. Sampai ketemu di postingan aku selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Cari Blog Ini

Popular Posts

Copyright © Coklat Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com