Just Talk and Relax

24 September 2020

Kepribadian Schizotypal

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hallo semuanya… kali ini aku mau bahas soal kepribadian schizotypal. Mungkin buat sebagian orang masih asing dengan kata schizotypal ini tapi kata “schizophrenia” mungkin udah gak asing lagi buat di dengaer. Tapi, apakah kedua hal ini sama tau beda? Yuk, baca postingan aku buat cari tau jawabannya.

Schizotypal

Di salah satu buku abnormal, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini punya beberapa karakteristik yaitu sulit menjalin hubungan interpersonal, sering mengalami kecemasan sosial, memiliki kepercayaan yang aneh dan biasanya berhubungan dengan hal-hal magis. Biasanya mereka ngomong suka pake kata yang gak umum atau yang gak biasa dipake sama kebanyakan orang. Dalam berpenampilan, mereka biasanya akan berpenampilan eksentrik atau nyentrik. Selain itu, mereka juga memiliki keyakinan kalo sesuatu itu memiliki makna khusus yang belum benar adanya (ideas of reference). Terkadang, mereka juga memiliki perasaan curiga atau ada kecenderungan paranoid. Di DSM 5 juga ngejelasin tentang karakteristik kepribadian schizotypal yang serupa. Orang dengan kepribadian ini, mengalami defisit sosial dan interpersonal yang biasanya ditunjukkan dengan mereka yang ngerasa gak nyaman saat berada di lingkungan sosial dan mengalami penurunan kapasitas untuk berhubungan dekat dengan orang lain. Mereka juga mengalami distorsi atau gangguan kognitif dan persepsi.

Di buku kepribadian yang bahas tentang kepribadian ini juga bahas beberapa karakteristik yang serupa yaitu mereka cenderung berpenampilan yang eksentrik dan aneh. Mereka sering merasa cemas ketika berada di sekitar orang lain dan lebih memilih untuk mengisolasi diri. Biasanya mereka terjebak dalam dunia fantasi mereka sendiri, sulit untuk mengekspresikan isi pikiran dan perasaan mereka secara koheren. Dengan kata lain, biasanya omongan dan ekspresi yang mereka tampilkan itu gak sesuai sama konteks yang ada. Dalam berkomunikasi, mereka mengalami kesulitan untuk fokus pada topik pembicaraan sehingga mereka sering berpindah-pindah topik. Mereka juga memiliki keyakinan dan ide-ide tertentu yang tidak dilazim ada pada orang lainnya.

Kalo diliat, beberapa karakteristik pada kepribadian schizotypal ini memiliki kemiripan dengan gejala-gejala yang ada di schizophrenia. Sepemahamanku, kepribadian schizotypal ini memang berhubungan dengan kondisi kejiwaan yang sering disebut dengan schizophrenia. Bisa dibilang, kepribadian schizotypal ini merupakan bibit awal untuk munculnya gangguan schizophrenia karena di kepribadian ini sudah memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan schizophrenia seperti terdapat gejala-gejala positif dan negatif dari schizophrenia di kepribadian tersebut. Gejala positif yang ada di kepribadian ini yaitu muncul delusi, halusinasi dan memiliki ide-ide yang tidak lazim. Sedangkan gejala negatifnya, mereka mengalami penurunan dalam motivasi dan berinteraksi sosial. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki kepribadian schizotypal bisa kena schizophrenia. Bisa dikatakan kalo orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini, rentan untuk mengalami schizophrenia dan tingkat kerentanannya ini lebih besar dibandingkan orang dengan tipe kepribadian lainnya.

Normal to Abnormal

Sama seperti di postingan aku sebelumnya yang bahas tentang Kepribadian Paranoid, di kepribadian ini juga ada tipe normal dan gangguannya. Oke, aku jelasin sekarang yaa…

The Idiosyncratic Style

(Tipe Normal Kepribadian Schizotypal)

Gangguan Kepribadian Schizotypal

(DSM 5)

Sangat terbuka pada hal-hal baru yang tetap sesuai dengan realitas

Biasanya muncul pada usia dewasa awal (sekitar 18 tahun)

Memiliki ide-ide tahayul tetapi hal ini dapat ia kesampingkan sehingga masih dapat berperilaku yang sesuai dengan realitas

Muncul ideas of references

Memiliki kepercayaan tertentu yang tidak lazim tetapi orang lain tidak harus membenarkan hal tersebut

Memiliki keyakinan yang aneh (biasanya berhubungan dengan hal-hal magis) yang tidak sesuai dengan norma sosial dan keyakinannya ini mempengaruhi bagaimana ia berperilaku

Ide-ide yang dimunculkan sering mengarah pada ide-ide kreatif

Cara berpikir dan bicara yang aneh

Bertindak dengan tetap memikirkan norma sosial

Sedikit memiliki teman dekat atau orang yang di percaya

 

Berpenampilan aneh atau eksentrik

 

Memiliki kecenderungan paranoid

 

Mengalami kecemasan sosial


Gimana kepribadian ini bisa terbentuk?

Secara biologis, orang dengan kepribadian schizotypal memiliki beberapa unsur-unsur biologis yang serupa dengan schizophrenia. Hal ini yang membuat kepribadian schizotypal memiliki kecederungan yang lebih besar untuk mengalami schizophrenia. Mereka memiliki rongga otak yang lebih besar daripada orang normal lainnya sehingga memunculkan beberapa gejala yang sama seperti schizophrenia. Selain itu, mereka juga memiliki jumlah dopamin yang tinggi seperti pada orang yang mengalami schizophrenia memunculkan gejala-gejala positif yaitu muncul ideas of references, gangguan kognitif dan persepsi yang menyimpang serta munculnya gejala paranoid.

Secara biologis juga, mereka mengalami defisiensi (penurunan) pada kemampuan merasakan emosi menyenangkan tetapi mereka tidak mengalami penurunan pada fungsi emosi negatifnya sehingga, ini yang menyebabkan orang dengan kepribadian schizotypal mengalami penurunan motivasi untuk beraktivitas, menurunnya kapasitas untuk menjalin hubungan antarpribadi yang memuaskan dan merununnya kemampuan untuk merasa aman.

Dari sudut pandang interpersonal, orang dengan kepribadian schizotypal ini merasa terasing dengan diri mereka sendiri dan orang lain yang menyebabkan mereka sering mengisolasi diri. Mereka mengalami kesulitan untuk memahami perilaku orang lain sehingga sering gak sadar kalo perilaku dan cara berkomunikasi mereka gak sesuai dengan realitas. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan untuk memahami norma sosial yang membuat mereka sering salah dalam memberikan respon dan menilai situasi. Hal ini sering bikin orang lain ngerasa canggung ketika berkomunikasi dengan mereka dan gak jarang ada beberapa orang yang akhirnya menghina mereka.

Orang lain biasanya akan menilai mereka sebagai seseorang yang aneh dan akhinrya dijauhi orang. Karena kejadian ini, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ngerasa kalo mereka mendapat penolakan dari orang lain sehingga hal ini yang bikin mereka mengalami kecemasan sosial. Penyimpangan kognitif yang dialami orang dengan kepribadian schizotypal ini membuat mereka mengalami kesulitan untuk melakukan introspeksi diri dan gak begitu kenal sama diri mereka sendiri. Orang yang memiliki kepribadian schizotypal, biasanya dibesarkan dengan pola asuh yang mengendalikan anak dengan cara yang aneh seperti orang tua ngasih tau ke anaknya kalo mereka selalu tau semua hal yang dilakukan anaknya dengan ilmu khusus.

Dari sudut pandang psikoanalisa, orang yang mengalami schizophrenia punya kesamaan dengan kepribadian schizotypal. Mereka bereaksi terhadap dunia dengan mundur ke tahap perekembangan sebelumnya dimana di perkembengan itu ego belum terbentuk dengan baik. Hal ini yang bikin ego jadi gak bisa menjembatani Id, Super Ego dan realitas dengan baik. Selain itu, mereka juga kurang memiliki kapasitas saraf untuk menjembatani hal tersebut yang akhirnya bikin diri mereka, dunia nyata dan orang lain jadi gak nyambung. Sehingga, reaksi yang dimunculkan oleh orang dengan kepribadian schizotypal sering tidak tepat dengan situasi.

Dalam sudut pandang kognitif, didalam orang dengan kepribadian schizotypal ini ada jaringan saraf yang tidak berfungsi sehingga bahasa dan komunikasi mereka jadi gak teratur dan sulit fokus yang bikin mereka sering ganti-ganti topik pembicaraan. Selain itu, keyakinan aneh yang mereka miliki dibuat berdasarkan cara mereka ngasih makna disetiap peristiwa yang dialami. Berdasarkan sudut pandang teori evolusi, kepribadian schizotypal itu merupakan gabungan dari kepribadian avoidant dan schizoid. Dia ngerasa cemas saat berada di lingkungan sosial kayak kepribadian avoidant dan suka menyendiri kayak kepribadian schizoid. Schizotypal biasanya menghilanglan rasa gak nyaman mereka saat di lingkungan sosial dengan cara lari ke dunia fantasi yang mereka bikin sendiri (sama kayak kepribadian avoidant). Di dunia fantasi ini, mereka biasanya bisa menghilangkan semua perasaan yang gak nyaman.

Okee, temen-temen segini dulu postingan aku kali ini.. semoga bermanfaat yaa. Sampai ketemu di postingan aku selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Cari Blog Ini

Popular Posts

Copyright © Coklat Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com