Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Haiii
semuanya.. ketemu lagi. Kali ini, aku masih bahas tentang kepribadian
borderline. Kalo di postingan aku seeblumnya, bahas mengenai karakteristik dari
kepribadian borderline.. bahas juga versi normal dan abnormalnya dari
kepribadian borderline. Sekarang, aku mau bahas tentang gimana kepribadian
borderline ini bisa terbentuk. Yuk, di kepoin sampai selesai.
Gimana Kepribadian Borderline
Terbentuk?
Secara
biologis, seseorang yang memiliki
kepribadian borderline.. memiliki kesamaan temperament dengan seseorang yang
mengalami manik-depresif. Mereka mengalami fluktuasi emosi secara cepat dan
tidak stabil. Mereka juga bertindak secara impulsif dan sangat sensitif.
Menurut
perspektif psikoanalisa, kepribadian
borderline ini.. memiliki ego yang lemah dan akan semakin parah ketika dia ada
di kondisi yang tertekan. Mereka akan sangat terganggu dalam melakukan
integrasi pada situasi yang terjadi, kesulitan membentuk konsep di otak mereka
dan sangat buruk dalam membuat perencanaan.
Ketika
masih kecil, anak memiliki ketakutan yang sangat besar kalau ibu mereka akan
pergi selamanya dan tidak pernah kembali. Hal ini yang menumbuhkan rasa cemas
akan pemisahan diri secara terus-menerus sampai ia dewasa. Sehingga, anak ini akan
tumbuh menjadi seseorang yang sangat bergantung dan tidak mentolerir dirinya
ketika sendirian. Dan hal ini yang menjadi salah satu faktor seseorang tumbuh
dengan kepribadian borderline.
Selain
itu, kepribadian borderline ini.. kemungkinan pengasuh mereka sering mengancam
akan menarik cinta dan kasih sayangnya kalau anak menunjukkan otonomi atau
kenadirian mereka. Hal ini, memunculkan rasa takut yang mendalam tentang
keterpisahan dan pengabaian. Sehingga, anak mengambil keputusan untuk
bergantung kepada pengasuh agar ia bisa mendapatkan cinta dan menganggap
kemandirian akan menghilangkan cinta orang lain kepada dirinya. Anak jadi
tumbuh dengan perasaan ketidakstabilan antara ingin tegas dan takut diabaikan.
Hal ini yang menyebabkan seseorang memiliki hubungan yang tidak stabil dan
sering mengalami kekosongan.
Berdasarkan
pespektif interpersonal, orang-orang
yang memiliki kepribadian borderline.. mereka memiliki ketakutan yang luar
biasa untuk ditinggal oleh orang lain. Mereka merasa tidak bisa hidup kalo gak
ada orang lain sebagai tempat dia bergantung. Yang diinginkan oleh dengan
kepribadian borderline ini, orang lain harus mencintai dan melindungi dia..
serta harus selalu ada dan tidak pernah pergi meninggalkan dia.
Karena
mereka memiliki ketakutan yang luar biasa untuk ditinggal.. ini sering kali
membuat orang dengan kepribadian borderline, secara tiba-tiba mengubah persepsi
mereka tentang situasi dan cara berkomunikasinya. Mereka juga mengalami
perubahan pada perilaku sehari-harinya. Hal ini yang menyebabkan mereka jadi
mudah tersinggung dan sering salah dalam menafsirkan komunikasi yang mereka
lakukan dengan orang lain.
Biasanya,
orang-orang yang memiliki tipe kepribadian ini.. ketika kecil, pengasuh mereka
menahan keinginan otonomi anak dan menganggap bahwa bergantung merupakan hal
yang baik sehingga hal ini terus dibawa sampai ia dewasa dan ia akhirnya
menerapkan hal ini juga pada setiap hubungan yang mereka jalani dengan orang
lain. Selain itu, pengasuh juga secara tiba-tiba dan tanpa memberikan
kejelasan.. membuat jarak dengan anak sehingga hal ini menunculkan rasa
ketakutan yang mendalam kalau ia akan ditinggal oleh pengasuhnya. Anak
akhirnya, melakukan berbagai cara agar ia tidak ditinggalkan oleh pengasuhnya.
Dalam
sudut pandang kognitif, kepribadian
borderline.. memiliki cara berpikir yang sering berpindah-pindah, dari
positif.. bisa berubah jadi negatif. Hal ini disebabkan karena sejak kecil,
mereka tidak mengalami proses pembelajaran yang sempurna. Ini nyambung sama
beberapa perspektif yang udah aku jelasin diatas.. bisa jadi, dengan kondisi
keluarga yang labil dan pengasuh yang tidak memberikan pembelajaran secara
jelas juga sehingga.. anak jadinya bingung, apa yang harus dia lakukan dan
bagaimana dia seharusnya bersikap. Dengan kondisi seperti ini, dimana mereka
mengalami difusi identitas sehingga.. hal ini yang membuat mereka jadi rentan
terhadap pikiran dan imajinasi yang mengganggu mereka.
Ketika
mereka merasa bahwa hubungan terancam dan ia akan ditinggalkan.. hal ini
membuat mereka tidak dapat berpikir dengan baik sehingga kemampuan mereka dalam
mengevaluasi fakta, mengembangkan rencana adaptif menjadi melemah. Mereka juga
menjadi kesulitan untuk mengontrol perilaku mereka sehingga sering bertindak
secara impulsif. Hal ini yang bisa membuat mereka masuk ke dalam gangguan
psikotik sementara ketika berada di situasi yang tertekan.
Berdasarkan
perspektif teori evolusi dari
Millon, kepribadian borderline ini mengalami ambivalensi pada semua polarisasi
yang dijelaskan oleh Millon. Mereka sering bertindak secara tidak konsisten,
kadang mencari kesenangan.. kadang mencoba untuk menghindari rasa sakit. Kadang
bersikap pasif.. kadang jadi aktif. Dengan perubahan yang bisa terjadi secara
mendadak.
Biasanya,
orang-orang dengan kepribadian borderline ini terbentuk dari lingkungan yang
tidak konsisten juga.. dimana aturan yang dibuat oleh orang tua atau pengasuh
mereka juga tidak jelas. Hal ini yang menyebabkan anak menjadi tidak dapat
melebeli dirinya secara akurat, tidak dapat mengembangkan tujuan hidup yang
realiastis dan kesulitan untuk memberikan respon yang sesuai dengan situasi.
Oke
teman-teman, sekian dulu cerita aku tentang kepribadian borderline. Semoga
bermanfaat ya.. Sampai ketemu di postingan aku selanjutnya.
Referensi :
Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal.
Edisi ke-9. 2004.
Diagnostic And Statistical Manual Of
Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.
Millon, T., dkk. Personality Disorder in
Modern Life, Second Edition. 2000.