Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Hallo
semuanya… kali ini aku mau bahas soal kepribadian schizotypal. Mungkin buat
sebagian orang masih asing dengan kata schizotypal ini tapi kata
“schizophrenia” mungkin udah gak asing lagi buat di dengaer. Tapi, apakah kedua
hal ini sama tau beda? Yuk, baca postingan aku buat cari tau jawabannya.
Schizotypal
Di
salah satu buku abnormal, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini punya
beberapa karakteristik yaitu sulit menjalin hubungan interpersonal, sering
mengalami kecemasan sosial, memiliki kepercayaan yang aneh dan biasanya
berhubungan dengan hal-hal magis. Biasanya mereka ngomong suka pake kata yang
gak umum atau yang gak biasa dipake sama kebanyakan orang. Dalam berpenampilan,
mereka biasanya akan berpenampilan eksentrik atau nyentrik. Selain itu, mereka
juga memiliki keyakinan kalo sesuatu itu memiliki makna khusus yang belum benar
adanya (ideas of reference).
Terkadang, mereka juga memiliki perasaan curiga atau ada kecenderungan
paranoid. Di DSM 5 juga ngejelasin tentang karakteristik kepribadian
schizotypal yang serupa. Orang dengan kepribadian ini, mengalami defisit sosial
dan interpersonal yang biasanya ditunjukkan dengan mereka yang ngerasa gak
nyaman saat berada di lingkungan sosial dan mengalami penurunan kapasitas untuk
berhubungan dekat dengan orang lain. Mereka juga mengalami distorsi atau
gangguan kognitif dan persepsi.
Di
buku kepribadian yang bahas tentang kepribadian ini juga bahas beberapa
karakteristik yang serupa yaitu mereka cenderung berpenampilan yang eksentrik
dan aneh. Mereka sering merasa cemas ketika berada di sekitar orang lain dan
lebih memilih untuk mengisolasi diri. Biasanya mereka terjebak dalam dunia
fantasi mereka sendiri, sulit untuk mengekspresikan isi pikiran dan perasaan
mereka secara koheren. Dengan kata lain, biasanya omongan dan ekspresi yang
mereka tampilkan itu gak sesuai sama konteks yang ada. Dalam berkomunikasi,
mereka mengalami kesulitan untuk fokus pada topik pembicaraan sehingga mereka
sering berpindah-pindah topik. Mereka juga memiliki keyakinan dan ide-ide
tertentu yang tidak dilazim ada pada orang lainnya.
Kalo
diliat, beberapa karakteristik pada kepribadian schizotypal ini memiliki
kemiripan dengan gejala-gejala yang ada di schizophrenia. Sepemahamanku, kepribadian
schizotypal ini memang berhubungan dengan kondisi kejiwaan yang sering disebut
dengan schizophrenia. Bisa dibilang, kepribadian schizotypal ini merupakan
bibit awal untuk munculnya gangguan schizophrenia karena di kepribadian ini
sudah memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan schizophrenia seperti
terdapat gejala-gejala positif dan negatif dari schizophrenia di kepribadian
tersebut. Gejala positif yang ada di kepribadian ini yaitu muncul delusi,
halusinasi dan memiliki ide-ide yang tidak lazim. Sedangkan gejala negatifnya,
mereka mengalami penurunan dalam motivasi dan berinteraksi sosial. Akan tetapi,
tidak semua orang yang memiliki kepribadian schizotypal bisa kena
schizophrenia. Bisa dikatakan kalo orang yang memiliki kepribadian schizotypal
ini, rentan untuk mengalami schizophrenia dan tingkat kerentanannya ini lebih
besar dibandingkan orang dengan tipe kepribadian lainnya.
Normal
to Abnormal
Sama
seperti di postingan aku sebelumnya yang bahas tentang Kepribadian Paranoid, di kepribadian ini juga ada tipe normal dan gangguannya.
Oke, aku jelasin sekarang yaa…
The
Idiosyncratic Style (Tipe
Normal Kepribadian Schizotypal) |
Gangguan Kepribadian
Schizotypal (DSM
5) |
Sangat
terbuka pada hal-hal baru yang tetap sesuai dengan realitas |
Biasanya
muncul pada usia dewasa awal (sekitar 18 tahun) |
Memiliki
ide-ide tahayul tetapi hal ini dapat ia kesampingkan sehingga masih dapat
berperilaku yang sesuai dengan realitas |
Muncul
ideas of references |
Memiliki
kepercayaan tertentu yang tidak lazim tetapi orang lain tidak harus
membenarkan hal tersebut |
Memiliki
keyakinan yang aneh (biasanya berhubungan dengan hal-hal magis) yang tidak
sesuai dengan norma sosial dan keyakinannya ini mempengaruhi bagaimana ia
berperilaku |
Ide-ide
yang dimunculkan sering mengarah pada ide-ide kreatif |
Cara
berpikir dan bicara yang aneh |
Bertindak
dengan tetap memikirkan norma sosial |
Sedikit
memiliki teman dekat atau orang yang di percaya |
|
Berpenampilan
aneh atau eksentrik |
|
Memiliki
kecenderungan paranoid |
|
Mengalami
kecemasan sosial |
Gimana kepribadian ini bisa
terbentuk?
Secara
biologis, orang dengan kepribadian schizotypal memiliki beberapa
unsur-unsur biologis yang serupa dengan schizophrenia. Hal ini yang membuat
kepribadian schizotypal memiliki kecederungan yang lebih besar untuk mengalami
schizophrenia. Mereka memiliki rongga otak yang lebih besar daripada orang
normal lainnya sehingga memunculkan beberapa gejala yang sama seperti
schizophrenia. Selain itu, mereka juga memiliki jumlah dopamin yang tinggi seperti
pada orang yang mengalami schizophrenia memunculkan gejala-gejala positif yaitu
muncul ideas of references, gangguan
kognitif dan persepsi yang menyimpang serta munculnya gejala paranoid.
Secara
biologis juga, mereka mengalami defisiensi (penurunan) pada kemampuan merasakan
emosi menyenangkan tetapi mereka tidak mengalami penurunan pada fungsi emosi
negatifnya sehingga, ini yang menyebabkan orang dengan kepribadian schizotypal
mengalami penurunan motivasi untuk beraktivitas, menurunnya kapasitas untuk
menjalin hubungan antarpribadi yang memuaskan dan merununnya kemampuan untuk
merasa aman.
Dari
sudut pandang interpersonal, orang dengan kepribadian schizotypal ini
merasa terasing dengan diri mereka sendiri dan orang lain yang menyebabkan
mereka sering mengisolasi diri. Mereka mengalami kesulitan untuk memahami
perilaku orang lain sehingga sering gak sadar kalo perilaku dan cara
berkomunikasi mereka gak sesuai dengan realitas. Selain itu, mereka juga
mengalami kesulitan untuk memahami norma sosial yang membuat mereka sering
salah dalam memberikan respon dan menilai situasi. Hal ini sering bikin orang
lain ngerasa canggung ketika berkomunikasi dengan mereka dan gak jarang ada
beberapa orang yang akhirnya menghina mereka.
Orang
lain biasanya akan menilai mereka sebagai seseorang yang aneh dan akhinrya
dijauhi orang. Karena kejadian ini, orang yang memiliki kepribadian schizotypal
ngerasa kalo mereka mendapat penolakan dari orang lain sehingga hal ini yang
bikin mereka mengalami kecemasan sosial. Penyimpangan kognitif yang dialami
orang dengan kepribadian schizotypal ini membuat mereka mengalami kesulitan
untuk melakukan introspeksi diri dan gak begitu kenal sama diri mereka sendiri.
Orang yang memiliki kepribadian schizotypal, biasanya dibesarkan dengan pola
asuh yang mengendalikan anak dengan cara yang aneh seperti orang tua ngasih tau
ke anaknya kalo mereka selalu tau semua hal yang dilakukan anaknya dengan ilmu
khusus.
Dari
sudut pandang psikoanalisa, orang yang mengalami schizophrenia punya
kesamaan dengan kepribadian schizotypal. Mereka bereaksi terhadap dunia dengan
mundur ke tahap perekembangan sebelumnya dimana di perkembengan itu ego belum
terbentuk dengan baik. Hal ini yang bikin ego jadi gak bisa menjembatani Id,
Super Ego dan realitas dengan baik. Selain itu, mereka juga kurang memiliki
kapasitas saraf untuk menjembatani hal tersebut yang akhirnya bikin diri
mereka, dunia nyata dan orang lain jadi gak nyambung. Sehingga, reaksi yang
dimunculkan oleh orang dengan kepribadian schizotypal sering tidak tepat dengan
situasi.
Dalam
sudut pandang kognitif, didalam orang dengan kepribadian schizotypal ini
ada jaringan saraf yang tidak berfungsi sehingga bahasa dan komunikasi mereka
jadi gak teratur dan sulit fokus yang bikin mereka sering ganti-ganti topik
pembicaraan. Selain itu, keyakinan aneh yang mereka miliki dibuat berdasarkan
cara mereka ngasih makna disetiap peristiwa yang dialami. Berdasarkan sudut
pandang teori evolusi, kepribadian schizotypal itu merupakan gabungan dari
kepribadian avoidant dan schizoid. Dia ngerasa cemas saat berada di lingkungan
sosial kayak kepribadian avoidant dan suka menyendiri kayak kepribadian
schizoid. Schizotypal biasanya menghilanglan rasa gak nyaman mereka saat di
lingkungan sosial dengan cara lari ke dunia fantasi yang mereka bikin sendiri
(sama kayak kepribadian avoidant). Di dunia fantasi ini, mereka biasanya bisa
menghilangkan semua perasaan yang gak nyaman.
Okee,
temen-temen segini dulu postingan aku kali ini.. semoga bermanfaat yaa. Sampai
ketemu di postingan aku selanjutnya.
Referensi :
Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal.
Edisi ke-9. 2004.
Diagnostic And Statistical Manual Of
Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.
Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.