Just Talk and Relax

Read More

Literature Review

Di postingan kali ini, aku bakal bahas soal literatuter review. Nah, aku mau cerita dulu kenapa aku tertarik buat nulis tema ini. Jadi...
Read More

Kepribadian (Part 1)

Hai, semuanya.. kali ini aku mau bahas tentang kepribadian atau personality. Disini aku akan bahas seputar kepribadian secara umum...
Read More

Serba-Serbi Kehidupan Pasca

Aku masih mau cerita seputar kampus nih. Kali ini, aku mau cerita tentang kehidupan aku selama di kampus pasca sarjana...
Read More

Komunikasi : Man Vs Woman (Part 1)

Aku bakal ngobrol sama salah satu temen pasca aku di kampus namanya Hendra Purnama. Kami bakal ngobrolin seputar komunikasi...
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

24 September 2020

Kepribadian Schizotypal

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hallo semuanya… kali ini aku mau bahas soal kepribadian schizotypal. Mungkin buat sebagian orang masih asing dengan kata schizotypal ini tapi kata “schizophrenia” mungkin udah gak asing lagi buat di dengaer. Tapi, apakah kedua hal ini sama tau beda? Yuk, baca postingan aku buat cari tau jawabannya.

Schizotypal

Di salah satu buku abnormal, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini punya beberapa karakteristik yaitu sulit menjalin hubungan interpersonal, sering mengalami kecemasan sosial, memiliki kepercayaan yang aneh dan biasanya berhubungan dengan hal-hal magis. Biasanya mereka ngomong suka pake kata yang gak umum atau yang gak biasa dipake sama kebanyakan orang. Dalam berpenampilan, mereka biasanya akan berpenampilan eksentrik atau nyentrik. Selain itu, mereka juga memiliki keyakinan kalo sesuatu itu memiliki makna khusus yang belum benar adanya (ideas of reference). Terkadang, mereka juga memiliki perasaan curiga atau ada kecenderungan paranoid. Di DSM 5 juga ngejelasin tentang karakteristik kepribadian schizotypal yang serupa. Orang dengan kepribadian ini, mengalami defisit sosial dan interpersonal yang biasanya ditunjukkan dengan mereka yang ngerasa gak nyaman saat berada di lingkungan sosial dan mengalami penurunan kapasitas untuk berhubungan dekat dengan orang lain. Mereka juga mengalami distorsi atau gangguan kognitif dan persepsi.

Di buku kepribadian yang bahas tentang kepribadian ini juga bahas beberapa karakteristik yang serupa yaitu mereka cenderung berpenampilan yang eksentrik dan aneh. Mereka sering merasa cemas ketika berada di sekitar orang lain dan lebih memilih untuk mengisolasi diri. Biasanya mereka terjebak dalam dunia fantasi mereka sendiri, sulit untuk mengekspresikan isi pikiran dan perasaan mereka secara koheren. Dengan kata lain, biasanya omongan dan ekspresi yang mereka tampilkan itu gak sesuai sama konteks yang ada. Dalam berkomunikasi, mereka mengalami kesulitan untuk fokus pada topik pembicaraan sehingga mereka sering berpindah-pindah topik. Mereka juga memiliki keyakinan dan ide-ide tertentu yang tidak dilazim ada pada orang lainnya.

Kalo diliat, beberapa karakteristik pada kepribadian schizotypal ini memiliki kemiripan dengan gejala-gejala yang ada di schizophrenia. Sepemahamanku, kepribadian schizotypal ini memang berhubungan dengan kondisi kejiwaan yang sering disebut dengan schizophrenia. Bisa dibilang, kepribadian schizotypal ini merupakan bibit awal untuk munculnya gangguan schizophrenia karena di kepribadian ini sudah memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan schizophrenia seperti terdapat gejala-gejala positif dan negatif dari schizophrenia di kepribadian tersebut. Gejala positif yang ada di kepribadian ini yaitu muncul delusi, halusinasi dan memiliki ide-ide yang tidak lazim. Sedangkan gejala negatifnya, mereka mengalami penurunan dalam motivasi dan berinteraksi sosial. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki kepribadian schizotypal bisa kena schizophrenia. Bisa dikatakan kalo orang yang memiliki kepribadian schizotypal ini, rentan untuk mengalami schizophrenia dan tingkat kerentanannya ini lebih besar dibandingkan orang dengan tipe kepribadian lainnya.

Normal to Abnormal

Sama seperti di postingan aku sebelumnya yang bahas tentang Kepribadian Paranoid, di kepribadian ini juga ada tipe normal dan gangguannya. Oke, aku jelasin sekarang yaa…

The Idiosyncratic Style

(Tipe Normal Kepribadian Schizotypal)

Gangguan Kepribadian Schizotypal

(DSM 5)

Sangat terbuka pada hal-hal baru yang tetap sesuai dengan realitas

Biasanya muncul pada usia dewasa awal (sekitar 18 tahun)

Memiliki ide-ide tahayul tetapi hal ini dapat ia kesampingkan sehingga masih dapat berperilaku yang sesuai dengan realitas

Muncul ideas of references

Memiliki kepercayaan tertentu yang tidak lazim tetapi orang lain tidak harus membenarkan hal tersebut

Memiliki keyakinan yang aneh (biasanya berhubungan dengan hal-hal magis) yang tidak sesuai dengan norma sosial dan keyakinannya ini mempengaruhi bagaimana ia berperilaku

Ide-ide yang dimunculkan sering mengarah pada ide-ide kreatif

Cara berpikir dan bicara yang aneh

Bertindak dengan tetap memikirkan norma sosial

Sedikit memiliki teman dekat atau orang yang di percaya

 

Berpenampilan aneh atau eksentrik

 

Memiliki kecenderungan paranoid

 

Mengalami kecemasan sosial


Gimana kepribadian ini bisa terbentuk?

Secara biologis, orang dengan kepribadian schizotypal memiliki beberapa unsur-unsur biologis yang serupa dengan schizophrenia. Hal ini yang membuat kepribadian schizotypal memiliki kecederungan yang lebih besar untuk mengalami schizophrenia. Mereka memiliki rongga otak yang lebih besar daripada orang normal lainnya sehingga memunculkan beberapa gejala yang sama seperti schizophrenia. Selain itu, mereka juga memiliki jumlah dopamin yang tinggi seperti pada orang yang mengalami schizophrenia memunculkan gejala-gejala positif yaitu muncul ideas of references, gangguan kognitif dan persepsi yang menyimpang serta munculnya gejala paranoid.

Secara biologis juga, mereka mengalami defisiensi (penurunan) pada kemampuan merasakan emosi menyenangkan tetapi mereka tidak mengalami penurunan pada fungsi emosi negatifnya sehingga, ini yang menyebabkan orang dengan kepribadian schizotypal mengalami penurunan motivasi untuk beraktivitas, menurunnya kapasitas untuk menjalin hubungan antarpribadi yang memuaskan dan merununnya kemampuan untuk merasa aman.

Dari sudut pandang interpersonal, orang dengan kepribadian schizotypal ini merasa terasing dengan diri mereka sendiri dan orang lain yang menyebabkan mereka sering mengisolasi diri. Mereka mengalami kesulitan untuk memahami perilaku orang lain sehingga sering gak sadar kalo perilaku dan cara berkomunikasi mereka gak sesuai dengan realitas. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan untuk memahami norma sosial yang membuat mereka sering salah dalam memberikan respon dan menilai situasi. Hal ini sering bikin orang lain ngerasa canggung ketika berkomunikasi dengan mereka dan gak jarang ada beberapa orang yang akhirnya menghina mereka.

Orang lain biasanya akan menilai mereka sebagai seseorang yang aneh dan akhinrya dijauhi orang. Karena kejadian ini, orang yang memiliki kepribadian schizotypal ngerasa kalo mereka mendapat penolakan dari orang lain sehingga hal ini yang bikin mereka mengalami kecemasan sosial. Penyimpangan kognitif yang dialami orang dengan kepribadian schizotypal ini membuat mereka mengalami kesulitan untuk melakukan introspeksi diri dan gak begitu kenal sama diri mereka sendiri. Orang yang memiliki kepribadian schizotypal, biasanya dibesarkan dengan pola asuh yang mengendalikan anak dengan cara yang aneh seperti orang tua ngasih tau ke anaknya kalo mereka selalu tau semua hal yang dilakukan anaknya dengan ilmu khusus.

Dari sudut pandang psikoanalisa, orang yang mengalami schizophrenia punya kesamaan dengan kepribadian schizotypal. Mereka bereaksi terhadap dunia dengan mundur ke tahap perekembangan sebelumnya dimana di perkembengan itu ego belum terbentuk dengan baik. Hal ini yang bikin ego jadi gak bisa menjembatani Id, Super Ego dan realitas dengan baik. Selain itu, mereka juga kurang memiliki kapasitas saraf untuk menjembatani hal tersebut yang akhirnya bikin diri mereka, dunia nyata dan orang lain jadi gak nyambung. Sehingga, reaksi yang dimunculkan oleh orang dengan kepribadian schizotypal sering tidak tepat dengan situasi.

Dalam sudut pandang kognitif, didalam orang dengan kepribadian schizotypal ini ada jaringan saraf yang tidak berfungsi sehingga bahasa dan komunikasi mereka jadi gak teratur dan sulit fokus yang bikin mereka sering ganti-ganti topik pembicaraan. Selain itu, keyakinan aneh yang mereka miliki dibuat berdasarkan cara mereka ngasih makna disetiap peristiwa yang dialami. Berdasarkan sudut pandang teori evolusi, kepribadian schizotypal itu merupakan gabungan dari kepribadian avoidant dan schizoid. Dia ngerasa cemas saat berada di lingkungan sosial kayak kepribadian avoidant dan suka menyendiri kayak kepribadian schizoid. Schizotypal biasanya menghilanglan rasa gak nyaman mereka saat di lingkungan sosial dengan cara lari ke dunia fantasi yang mereka bikin sendiri (sama kayak kepribadian avoidant). Di dunia fantasi ini, mereka biasanya bisa menghilangkan semua perasaan yang gak nyaman.

Okee, temen-temen segini dulu postingan aku kali ini.. semoga bermanfaat yaa. Sampai ketemu di postingan aku selanjutnya.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

Read More

18 September 2020

Kepribadian Paranoid

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hai.. semuanya, kali ini aku mau bahas tentang tipe-tipe kepribadian. Kalo mau tau tipe-tipe kepribadian itu ada apa aja dan gimana pengelompokannya, kalian bisa cek di postingan aku sebelumnya tentang Kepribadian Part 1. Kali ini, aku mau bahas tentang kepribadian paranoid. Yang kepo tentang kepribadian paranoid.. yuk, di baca postingan aku yaa

Orang dengan Kepribadian Paranoid itu, kayak gimana?

Di salah satu buku abnormal yang aku baca, kepribadian paranoid itu punya beberapa karakteristik yang kurang lebih bisa ngebedain tipe kepribadian ini dengan tipe kepribadian lainnya. Karakteristik yang ada pada orang dengan kepribadian paranoid yaitu selalu waspada, sering mencurigai orang lain, merasa kalo orang lain memperlakukan dia dengan “salah” dan sering merasa kalo dia di eskploitasi orang lain sehingga mereka menjadi orang yang gampang marah karena ngerasa dapet penghinaan dari orang lain.

Di salah satu buku yang juga bahas tentang kepribadian paranoid, aku juga ketemu karakteristik yang ada pada orang dengan tipe kepribadian ini.. yaitu selalu mempertanyakan semua hal yang dikatakan orang lain atau sulit untuk percaya dengan orang lain dan biasanya memandang ketulusan dari orang lain sebagai suatu ancaman karena mereka menganggap bahwa hal tersebut ada niat jahat yang tersembunyi. Selain itu, mereka selalu melindungi diri dengan gak ngebiarin orang lain untuk masuk dalam kehidupan mereka sehingga mereka biasanya sulit menjalin hubungan secara mendalam dengan orang lain.

Dalam DSM 5 orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid juga kurang lebih punya karakteristik yang sama. Biasanya mereka itu gak pernah percaya dan selalu curiga sama orang lain. Setiap motif atau sesuatu yang dilakukan orang lain, selalu mereka anggap sebagai sesuatu yang jahat. 

Di DSM 5 ini, ada beberapa istilah “Paranoid” yang dipake untuk mendiagnosa kondisi mental seseorang, salah satunya schizophrenia tipe paranoid. Nah, bedanya kepribadian paranoid dengan schizo tipe paranoid ini.. orang-orang yang punya kepribadian paranoid engga ngalamin halusinasi kayak orang-orang schizo paranoid. Mereka juga engga mengalami disorganized thinking dan paranoid mereka ini engga sampe ganggu pekerjaan serta kehidupan sehari-hari. Kepribadian paranoid ini juga, beda sama gangguan waham yang juga kadang-kadang dialami oleh orang schizophrenia. Orang-orang kepribadian paranoid, mereka gak ngalamin delusi yang dialami oleh orang dengan gangguan waham dan schizophrenia. Kalo mau tau lebih lanjut tentang schizophrenia, tunggu di postingan aku selanjutnya yaa.

Normal to Abnormal

Di postingan aku tentang Kepribadian Part 1, aku juga bahas kalo setiap kepribadian itu.. ada yang tipe normalnya dan ada juga yang udah masuk ke taraf gangguan. Yuk, kita bahas tentang tipe normal sampe ke gangguan di kepribadian paranoid ini.

Kepribadian Waspada

(Tipe Kepribadian Paranoid Normal)

Gangguan Kepribadian Paranoid

(DSM 5)

Berhati-hati dalam berurusan dengan orang lain

Tanpa memiliki dasar, mereka sering ngerasa kalo orang lain mau mengeksploitas atau menipu dia

Masih bisa percaya dengan orang lain tapi biasanya mereka akan melakukan pertimbangan yang cermat

Sibuk dengan rasa curiga yang tidak jelas pada orang lain

Sangat sensitif terhadap kritik

Tidak mau curhat atau berinteraksi secara mendalam dengan orang lain karena takut infonya bakal di pake buat hal-hal jahat

Sangat menghargai kesetiaan dan tidak mengasingkan orang yang mereka curigai

Merasa bahwa orang lain merendahkan atau mengancam dia, padahal gak ada hal-hal yang ‘bahaya’ sama sekali

Peka terhadap otoritas, kekuasaan dan dominasi

Menyimpan dendam

 

Punya kecurigaan tanpa alasan yang terus berulang pada kesetiaan


Gimana orang dengan kepribadian paranoid terbentuk?

Secara biologis, seseorang dengan kepribadian paranoid.. punya sistem saraf simpatik yang disetel untuk selalu bersiap atau waspada. Selain itu, mereka juga memiliki temperamen yang cepat marah dan memiliki agresivitas yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan orang dengan kepribadian paranoid memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi dan selalu siap untuk menyerang kalo ada hal-hal yang menurut mereka “bahaya”.

Kalo diliat dari sudut pandang psikoanalisa (salah satu mazhab di ilmu psikologi), orang dengan kepribadian paranoid memiliki masalah pada tahap perkembangan di fase anal. Mereka memberikan respon dari aturan dan kontrol yang diberikan dengan cara bersikeras untuk tidak melakukan sesuai keinginan pengasuhnya. Hal ini yang membuat pengasuh mereka, mencari berbagai cara agar anak bisa nurut atau ngikutin keinginan pengasuh. Dari sini, yang bikin anak memunculkan motif curiga dan menganggap kalo figur otoritas itu hanya ingin membuat mereka lemah. Selain itu, biasanya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua atau pengasuhnya cenderung sering memberikan kritik dan anak sering dijadikan kambing hitam yang menyebabkan anak tumbuh menjadi seseorang yang peka terhadap kritikan dan tuduhan.

Kalo diliat dari sudut pandang interpersonal (salah satu mazhab yang ada di ilmu psikologi juga), orang dengan kepribadian ini sering ngerasa kalo kelemahan atau keburukan mereka dapat dengan mudah diliat oleh orang lain. Hal ini yang menyebabkan mereka sering ngerasa dihina atau dipermalukan pas lagi bareng sama orang lain. Nyambung dengan sudut pandang psikoanalisa diatas, anak yang disalahkan yang membuat mereka menilai kalau hinaan itu tujuan dari hubungan sosial. Artinya, setiap mereka akan berinterkasi sosial mereka ngerasa kalo orang lain berkomunikasi dengan mereka hanya untuk menghina saja. Dengan hal ini, akhirnya orang-orang yang punya kepribadian paranoid memutuskan untuk berinteraksi dengan orang yang menurut mereka “aman” saja. Menurut sudut pandang interpersonal ini, biasanya orang dengan kepribadian paranoid memiliki pola asuh yang selalu berusaha untuk mengendalikan dan merendahkan anak. Selain itu, biasanya orang tua juga sering menjadikan anak sebagai kambing hitam ketika ada masalah dan sering membandingkan juga.

Berdasarkan sudut pandang kognitif, orang yang memiliki kepribadian paranoid biasanya memiliki pengamatan yang tajam dan mereka biasanya sangat memperhatikan sesuatu dengan detail. Setiap mereka melakukan komunikasi dengan orang lain, mereka selalu menganalisis semua kata yang diucapkan orang dan sangat tidak menyukai ambiguitas. 

Mereka memiliki pola pikir yaitu 

ada makna terselubung dari setiap kata yang diucapkan orang lain”. 

Dengan pola pikir ini, sering kali bikin mereka jadi gak objektif ketika ngasih penilaian pada interaksi yang terjadi. 

Dari sudut pandang teori evolusi, orang dengan kepribadian paranoid ini tumbuh dari pola asuh yang sering menyalahkan anaknya sehingga anak berusaha bertahan hidup dengan selalu waspada dan menganggap bahwa semuanya itu berbahaya. Hal ini yang membuat anak biasanya memberontak ke orang tua dan sangat tidak suka dengan orang lain sehingga mereka selalu menganggap setiap orang yang deket sama dia itu mau menghina atau mengekspolitasi dia.

Referensi :

Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. 2004.

Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.

Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.

 

           

Read More

13 September 2020

Dinamika Kepribadian?

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Hai.. semuanya, balik lagi di Let’s Talk. Di postingan kali ini, aku ngobrol bareng sama temen-temen aku dari psynamics.id. Topik apa yang kami bicarakan kali ini? Baca sampe selesai yaa…

Berawal dari postingan aku tentang Kepribadian Part 1, disitu aku bilang kalo ada tipe-tipe kepribadian yang dibahas dalam DSM 5. Terus, muncul pertanyaan di otak aku “Kalo misalnya ada 1 juta orang di dunia ini masuk dalam salah satu tipe kepribadian yang ada di DSM 5 itu (misalnya kepribadian dependen).. Apakah 1 juta orang dengan kepribadian dependen itu bener-bener menunjukkan perilaku yang sama persis? Apakah semua hal tentang mereka itu bener-bener sama?” Nah.. jawaban dari pertanyaan ini, ada pada “dinamika kepribadian”. Mau tau dinamika kepribadian itu apa?? Yuk, di kepoin sampe abis postingan ini.

Dinamika Kepribadian?????

Seperti yang kita ketahui, setiap manusia itu punya karakter khasnya masing-masing. Walaupun mereka kembar.. kakak-beradik.. lahir dari kondisi keluarga dan lingkungan yang sama, tetep aja.. mereka pasti menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda. Dan itu yang bikin manusia itu unik, punya ciri khasnya masing-masing.

Kalo dikaitkan dengan tipe-tipe kepribadian yang aku bahas sebelumnya, sebenernya.. tipe-tipe kepribadian itu merupakan salah satu cara yang digunakan para ahli untuk memudahkan dalam menggambarkan kepribadian seseorang. Jadi.. bisa dibilang kalo tipe-tipe kepribadian itu merupakan output dari perilaku-perilaku yang ditampilkan. Misalnya, ada orang-orang yang takut banget sendirian, takut ditinggal oleh orang lain dan sering banget minta bantuan orang lain. Kemudian, perilaku-perilaku ini.. dikelompokkan kedalam salah satu tipe kepribadian yang disebut dengan kepribadian dependen.

Terus.. apakah tipe-tipe kepribadian ini.. jadinya melupakan begitu saja karakteristik manusia yang terlahir unik dan punya perbedaan satu sama lain? Jawabannya, tentu saja tidak. Di atas, aku udah bahas kalo tipe-tipe kepribadian ini jadi salah satu cara untuk memudahkan para ahli dalam menggambarkan kepribadian kita. Ketika mereka udah menemukan kepribadian kita masuk kedalam tipe apa.. kemudian para ahli, bakal bahas gimana proses kepribadian kita itu bisa terbentuk dan perilaku-perilaku yang kita munculkan itu bentuknya seperti apa.

Nah… disinilah, para ahli bakal bahas.. apa keunikan dan ciri khas yang kita miliki sehingga, kita dengan kepribadian dependen.. tetep memiliki karakter unik versi kita sendiri. Dan itu yang ngebedain kepribadian dependen ala kita.. dengan kepribadian dependen ala orang lain. Proses inila yang disebut dengan dinamika kepribadian. Jadi, bisa dibilang kalo dinamika kepribadian itu merupakan proses yang dilakukan para ahli untuk menjelaskan bagaimana kepribadian kita terbentuk, gimana struktur kepribadian yang kita miliki dan apa pengaruhnya terhadap perilaku yang kita munculkan.

Apa pentingnya dinamika kepribadian ini?

Dinamika kepribadian ini penting banget buat kita, baik itu sebagai para ahli dan juga untuk klien atau pasiennya. Untuk para ahli (psikolog), dinamika kepribadian ini dipake untuk membantu dalam proses mendiagnosa klien atau pasiennya dan juga untuk menjelaskan latar belakang munculnya perilaku klien atau pasiennya itu. Dari sini, psikolog bisa tau apa kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh klien atau pasiennya itu. Mereka juga tau klien atau pasiennya ini memiliki masalah di bagian yang mana sehingga mereka bisa memberikan penanganan atau intervensi yang tepat bagi klien atau pasiennya itu.

Dinamika kepribadian ini, juga penting buat klien atau pasien lo. Dengan dinamika ini, mereka bisa dapet penjelasan secara menyeluruh tentang kepribadian yang mereka miliki. Misalnya, dia itu orangnya pemalu.. Nah, nanti sama psikolognya bakal dijelasin kenapa bisa jadi pemalu itu. Dengan hal ini, klien atau pasien jadi bisa lebih kenal dengan diri mereka sendiri. Mereka jadi tau apa kekurangan dan potensi yang mereka miliki sehingga mereka lebih bisa menentukan apa yang harus dilakukan untuk kehidupan mereka kedepanya.

Caranya buat tau dinamika kepribadian kita?

Untuk tau gimana sebenernya dinamika kepribadian yang kita miliki, pastinya kita butuh banget bantuan sama orang berkompeten dibidang ini ya teman-teman. Karena untuk dapatin penjelasan tentang dinamika kepribadian kita ini butuh kehati-hatian dan biasanya akan dilakukan beberapa langkah yang diperlukan. Yang pastinya ini harus dilakukan sama orang yang memang belajar dan punya ilmu di bidang ini.

Nah.. buat kalian yang penasaran sama dinamika kepribadian ini.. kalian bisa banget konsultasi sama temen-temen aku di psynamics.id ini. Mereka salah satu biro psikologi yang emang fokus pada dinamika kepribadian kliennya. Jadi, kalian kalo mau konsultasi seputar dinamika ini.. aku saranin banget buat konsultasi ke orang yang tepat, salah satunya di psynamics.id ini.

Psynamics.id ini berlokasi di Bandung ya teman-teman. Jadi, buat kalian yang berdomisili di Bandung bisa banget langsung berkunjung ke kantornya aja. Buat yang gak berdomisili di Bandung, kalian juga boleh ketemu langsung dikantornya atau bisa juga kontak di beberapa akun sosial media punya mereka yaaa.


                       Jl. Sendi Kencana Blok C3, Bandung

                    Psynamics.id

              Psynamics.id

Oke, teman-teman.. sekian dulu postingan aku kali ini. Semoga bermanfaat yaa..

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Cari Blog Ini

Popular Posts

Copyright © Coklat Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com