Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Hai..
semuanya, kali ini aku mau bahas tentang tipe-tipe kepribadian. Kalo mau tau
tipe-tipe kepribadian itu ada apa aja dan gimana pengelompokannya, kalian bisa
cek di postingan aku sebelumnya tentang Kepribadian
Part 1. Kali ini, aku mau bahas tentang kepribadian paranoid. Yang kepo
tentang kepribadian paranoid.. yuk, di baca postingan aku yaa
Orang dengan Kepribadian Paranoid
itu, kayak gimana?
Di
salah satu buku abnormal yang aku baca, kepribadian paranoid itu punya beberapa
karakteristik yang kurang lebih bisa ngebedain tipe kepribadian ini dengan tipe
kepribadian lainnya. Karakteristik yang ada pada orang dengan kepribadian
paranoid yaitu selalu waspada, sering mencurigai orang lain, merasa kalo orang
lain memperlakukan dia dengan “salah” dan sering merasa kalo dia di eskploitasi
orang lain sehingga mereka menjadi orang yang gampang marah karena ngerasa
dapet penghinaan dari orang lain.
Di
salah satu buku yang juga bahas tentang kepribadian paranoid, aku juga ketemu
karakteristik yang ada pada orang dengan tipe kepribadian ini.. yaitu selalu
mempertanyakan semua hal yang dikatakan orang lain atau sulit untuk percaya
dengan orang lain dan biasanya memandang ketulusan dari orang lain sebagai
suatu ancaman karena mereka menganggap bahwa hal tersebut ada niat jahat yang
tersembunyi. Selain itu, mereka selalu melindungi diri dengan gak ngebiarin
orang lain untuk masuk dalam kehidupan mereka sehingga mereka biasanya sulit
menjalin hubungan secara mendalam dengan orang lain.
Dalam DSM 5 orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid juga kurang lebih punya karakteristik yang sama. Biasanya mereka itu gak pernah percaya dan selalu curiga sama orang lain. Setiap motif atau sesuatu yang dilakukan orang lain, selalu mereka anggap sebagai sesuatu yang jahat.
Di DSM 5 ini, ada
beberapa istilah “Paranoid” yang dipake untuk mendiagnosa kondisi mental
seseorang, salah satunya schizophrenia tipe paranoid. Nah, bedanya kepribadian
paranoid dengan schizo tipe paranoid ini.. orang-orang yang punya kepribadian
paranoid engga ngalamin halusinasi kayak orang-orang schizo paranoid. Mereka
juga engga mengalami disorganized
thinking dan paranoid mereka ini engga sampe ganggu pekerjaan serta
kehidupan sehari-hari. Kepribadian paranoid ini juga, beda sama gangguan waham
yang juga kadang-kadang dialami oleh orang schizophrenia. Orang-orang
kepribadian paranoid, mereka gak ngalamin delusi yang dialami oleh orang dengan
gangguan waham dan schizophrenia. Kalo mau tau lebih lanjut tentang
schizophrenia, tunggu di postingan aku selanjutnya yaa.
Normal
to Abnormal
Di
postingan aku tentang Kepribadian Part 1,
aku juga bahas kalo setiap kepribadian itu.. ada yang tipe normalnya dan ada
juga yang udah masuk ke taraf gangguan. Yuk, kita bahas tentang tipe normal
sampe ke gangguan di kepribadian paranoid ini.
Kepribadian Waspada (Tipe
Kepribadian Paranoid Normal) |
Gangguan Kepribadian Paranoid (DSM
5) |
Berhati-hati
dalam berurusan dengan orang lain |
Tanpa
memiliki dasar, mereka sering ngerasa kalo orang lain mau mengeksploitas atau
menipu dia |
Masih
bisa percaya dengan orang lain tapi biasanya mereka akan melakukan
pertimbangan yang cermat |
Sibuk
dengan rasa curiga yang tidak jelas pada orang lain |
Sangat
sensitif terhadap kritik |
Tidak
mau curhat atau berinteraksi secara mendalam dengan orang lain karena takut
infonya bakal di pake buat hal-hal jahat |
Sangat
menghargai kesetiaan dan tidak mengasingkan orang yang mereka curigai |
Merasa
bahwa orang lain merendahkan atau mengancam dia, padahal gak ada hal-hal
yang ‘bahaya’ sama sekali |
Peka
terhadap otoritas, kekuasaan dan dominasi |
Menyimpan
dendam |
|
Punya
kecurigaan tanpa alasan yang terus berulang pada kesetiaan |
Gimana orang dengan kepribadian
paranoid terbentuk?
Secara
biologis, seseorang dengan kepribadian paranoid.. punya sistem saraf
simpatik yang disetel untuk selalu bersiap atau waspada. Selain itu, mereka
juga memiliki temperamen yang cepat marah dan memiliki agresivitas yang tinggi.
Hal ini yang menyebabkan orang dengan kepribadian paranoid memiliki tingkat
kewaspadaan yang tinggi dan selalu siap untuk menyerang kalo ada hal-hal yang
menurut mereka “bahaya”.
Kalo
diliat dari sudut pandang psikoanalisa (salah satu mazhab di ilmu
psikologi), orang dengan kepribadian paranoid memiliki masalah pada tahap
perkembangan di fase anal. Mereka memberikan respon dari aturan dan kontrol
yang diberikan dengan cara bersikeras untuk tidak melakukan sesuai keinginan
pengasuhnya. Hal ini yang membuat pengasuh mereka, mencari berbagai cara agar
anak bisa nurut atau ngikutin keinginan pengasuh. Dari sini, yang bikin anak
memunculkan motif curiga dan menganggap kalo figur otoritas itu hanya ingin
membuat mereka lemah. Selain itu, biasanya pola asuh yang diterapkan oleh orang
tua atau pengasuhnya cenderung sering memberikan kritik dan anak sering
dijadikan kambing hitam yang menyebabkan anak tumbuh menjadi seseorang yang
peka terhadap kritikan dan tuduhan.
Kalo
diliat dari sudut pandang interpersonal (salah satu mazhab yang ada di
ilmu psikologi juga), orang dengan kepribadian ini sering ngerasa kalo kelemahan
atau keburukan mereka dapat dengan mudah diliat oleh orang lain. Hal ini yang menyebabkan
mereka sering ngerasa dihina atau dipermalukan pas lagi bareng sama orang lain.
Nyambung dengan sudut pandang psikoanalisa diatas, anak yang disalahkan yang
membuat mereka menilai kalau hinaan itu tujuan dari hubungan sosial. Artinya,
setiap mereka akan berinterkasi sosial mereka ngerasa kalo orang lain
berkomunikasi dengan mereka hanya untuk menghina saja. Dengan hal ini, akhirnya
orang-orang yang punya kepribadian paranoid memutuskan untuk berinteraksi
dengan orang yang menurut mereka “aman” saja. Menurut sudut pandang
interpersonal ini, biasanya orang dengan kepribadian paranoid memiliki pola
asuh yang selalu berusaha untuk mengendalikan dan merendahkan anak. Selain itu,
biasanya orang tua juga sering menjadikan anak sebagai kambing hitam ketika ada
masalah dan sering membandingkan juga.
Berdasarkan sudut pandang kognitif, orang yang memiliki kepribadian paranoid biasanya memiliki pengamatan yang tajam dan mereka biasanya sangat memperhatikan sesuatu dengan detail. Setiap mereka melakukan komunikasi dengan orang lain, mereka selalu menganalisis semua kata yang diucapkan orang dan sangat tidak menyukai ambiguitas.
Mereka memiliki pola pikir yaitu
“ada makna terselubung dari setiap kata yang diucapkan orang lain”.
Dengan pola pikir ini, sering kali bikin mereka jadi gak objektif ketika ngasih penilaian pada interaksi yang terjadi.
Dari sudut pandang teori evolusi, orang dengan kepribadian
paranoid ini tumbuh dari pola asuh yang sering menyalahkan anaknya sehingga
anak berusaha bertahan hidup dengan selalu waspada dan menganggap bahwa
semuanya itu berbahaya. Hal ini yang membuat anak biasanya memberontak ke orang
tua dan sangat tidak suka dengan orang lain sehingga mereka selalu menganggap
setiap orang yang deket sama dia itu mau menghina atau mengekspolitasi dia.
Referensi :
Davidson, G.C., dkk. Psikologi Abnormal.
Edisi ke-9. 2004.
Diagnostic And Statistical Manual Of
Mental Disorders, Fifth Edition. 2013.
Millon, T., dkk. Personality Disorder in Modern Life, Second Edition. 2000.